31 Hak Anak
Andi sekarang sudah mulai lumayan dalam membuat cerita anak. Namun, yang namanya manusia, terkadang bisa juga kehabisan ide atau tema cerita.
Seperti biasa, tempat Andi curhat dan diskusi adalah Anto, sahabat sekaligus guru dalam bidang kepenulisannya.
"Nto, aku lagi bingung, neh," kata Andi saat bertemu sahabatnya itu.
"Bingung apaan? Klo bingung pegangan pagar tuh, biar mantep," canda Anto.
"Ah, kamu ini, bercanda melulu. Aku serius nih," kata Andi lagi.
"Oke-oke, maaf, deh. Kamu lagi bingung apa Andi sayang," Anto masih terus bercanda, namun Andi sepertinya benar-benar serius sehingga tidak menganggap perkataan Anto sebagai canda. Andi terus melanjutkan keluh kesahnya.
"Aku lagi bingung. Aku sudah banyak menulis cerita pendek untuk anak. Tapi, kini aku kehabisan ide. Aku merasa bahwa semua ide atau tema sudah kutulis semua. Nah, kalau sudah begini, apa yang harus kutulis lagi?" tanya Andi.
"Ehm....sebenarnya, sebagai penulis kita tidak akan pernah kehabisan bahan untuk cerita. Banyak kejadian disekitar kita yang bisa kita jadikan bahan. Seperti yang pernah kukatakan, tidak harus cerita yang wah dan muluk-muluk, tapi bisa juga hanya dari peristiwa kehilangan sandal jepit, kita bisa membuatnya menjadi sebuah cerita yang menarik dan mempunyai pesan moral yang tinggi. Itu kalau kita mau. Tapi, sepertinya cara ini agak sulit bagi kamu.
Untuk itu, kamu mungkin bisa menulis berpatokan pada beberapa hak anak yang ada dalam Konvensi Hak Anak," jelas Anto yang jadi ketularan serius.
"Memang ada gitu, Konvensi Hak Anak?" Andi heran karena baru kali ini dia mendengar tentang konvensi hak anak.
"Ya ada lah, secara anak-anak yang harus kita lindungi gitu loh," jawab Anto sambil melanjutkan, "Makanya, kalau mau total dalam dunia kepenulisan anak-anak, kamu harus juga mau bekerja keras dan cerdas untuk memahami dunia mereka serta mempelajari apa saja yang berkaitan dengan dunia anak-anak.
Dalam Konvensi Hak Anak disebutkan sekitar 31 hak bagi anak, yaitu:
1. Hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang.
2. Hak untuk mendapatkan nama.
3. Hak untuk mendapatkan kewarganegaraan.
4. Hak untuk mendapatkan identitas.
5. Hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak.
6. Hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling tinggi.
7. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam konflik bersenjata.
8. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami konflik hukum.
9. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi sebagai pekerja anak.
10. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi dalam penyalahgunaan obat-obatan.
11. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika mengalami eksploitasi seksual dan penyalahgunaan seksual.
12. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dari penculikan, penjualan dan perdagangan anak-anak.
13. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi sebagai anggota kelompok minoritas atau masyarakat adat.
14. Hak untuk hidup dengan orang tua.
15. Hak untuk tetap berhubungan dengan orang tua bila dipisahkan dengan salah satu orang tua.
16. Hak untuk mendapatkan pelatihan ketrampilan.
17. Hak untuk berekreasi.
18. Hak untuk bermain.
19. Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya.
20. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam situasi yang genting.
21. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus sebagai pengungsi.
Hak untuk bebas beragama.
22. Hak untuk bebas berserikat.
23. Hak untuk bebas berkumpul secara damai.
24. Hak untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
25. Hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi.
26. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari siksaan.
27. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi.
28. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari penangkapan yang sewenang-wenang.
29. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perampasan kebebasan.
30. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-cuma.
Jadi, dari 31 Hak Anak tadi, kamu bisa mulai lagi membuat cerita anak yang lebih bagus, fokus dan sarat pesan moral. Ok?!"
Andi manggut-manggut kayak ayam matukin beras dan dalam hati berjanji akan membuat cerita bagi anak yang lebih bagus dan bermakna.
Andi sekarang sudah mulai lumayan dalam membuat cerita anak. Namun, yang namanya manusia, terkadang bisa juga kehabisan ide atau tema cerita.
Seperti biasa, tempat Andi curhat dan diskusi adalah Anto, sahabat sekaligus guru dalam bidang kepenulisannya.
"Nto, aku lagi bingung, neh," kata Andi saat bertemu sahabatnya itu.
"Bingung apaan? Klo bingung pegangan pagar tuh, biar mantep," canda Anto.
"Ah, kamu ini, bercanda melulu. Aku serius nih," kata Andi lagi.
"Oke-oke, maaf, deh. Kamu lagi bingung apa Andi sayang," Anto masih terus bercanda, namun Andi sepertinya benar-benar serius sehingga tidak menganggap perkataan Anto sebagai canda. Andi terus melanjutkan keluh kesahnya.
"Aku lagi bingung. Aku sudah banyak menulis cerita pendek untuk anak. Tapi, kini aku kehabisan ide. Aku merasa bahwa semua ide atau tema sudah kutulis semua. Nah, kalau sudah begini, apa yang harus kutulis lagi?" tanya Andi.
"Ehm....sebenarnya, sebagai penulis kita tidak akan pernah kehabisan bahan untuk cerita. Banyak kejadian disekitar kita yang bisa kita jadikan bahan. Seperti yang pernah kukatakan, tidak harus cerita yang wah dan muluk-muluk, tapi bisa juga hanya dari peristiwa kehilangan sandal jepit, kita bisa membuatnya menjadi sebuah cerita yang menarik dan mempunyai pesan moral yang tinggi. Itu kalau kita mau. Tapi, sepertinya cara ini agak sulit bagi kamu.
Untuk itu, kamu mungkin bisa menulis berpatokan pada beberapa hak anak yang ada dalam Konvensi Hak Anak," jelas Anto yang jadi ketularan serius.
"Memang ada gitu, Konvensi Hak Anak?" Andi heran karena baru kali ini dia mendengar tentang konvensi hak anak.
"Ya ada lah, secara anak-anak yang harus kita lindungi gitu loh," jawab Anto sambil melanjutkan, "Makanya, kalau mau total dalam dunia kepenulisan anak-anak, kamu harus juga mau bekerja keras dan cerdas untuk memahami dunia mereka serta mempelajari apa saja yang berkaitan dengan dunia anak-anak.
Dalam Konvensi Hak Anak disebutkan sekitar 31 hak bagi anak, yaitu:
1. Hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang.
2. Hak untuk mendapatkan nama.
3. Hak untuk mendapatkan kewarganegaraan.
4. Hak untuk mendapatkan identitas.
5. Hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak.
6. Hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling tinggi.
7. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam konflik bersenjata.
8. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami konflik hukum.
9. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi sebagai pekerja anak.
10. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi dalam penyalahgunaan obat-obatan.
11. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika mengalami eksploitasi seksual dan penyalahgunaan seksual.
12. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dari penculikan, penjualan dan perdagangan anak-anak.
13. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi sebagai anggota kelompok minoritas atau masyarakat adat.
14. Hak untuk hidup dengan orang tua.
15. Hak untuk tetap berhubungan dengan orang tua bila dipisahkan dengan salah satu orang tua.
16. Hak untuk mendapatkan pelatihan ketrampilan.
17. Hak untuk berekreasi.
18. Hak untuk bermain.
19. Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya.
20. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam situasi yang genting.
21. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus sebagai pengungsi.
Hak untuk bebas beragama.
22. Hak untuk bebas berserikat.
23. Hak untuk bebas berkumpul secara damai.
24. Hak untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
25. Hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi.
26. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari siksaan.
27. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi.
28. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari penangkapan yang sewenang-wenang.
29. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perampasan kebebasan.
30. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-cuma.
Jadi, dari 31 Hak Anak tadi, kamu bisa mulai lagi membuat cerita anak yang lebih bagus, fokus dan sarat pesan moral. Ok?!"
Andi manggut-manggut kayak ayam matukin beras dan dalam hati berjanji akan membuat cerita bagi anak yang lebih bagus dan bermakna.