Minggu, 06 April 2008

Memahami Genre Buku Cerita Anak #1

Memahami Genre Buku Cerita Anak #1

Baby Books

Setelah bertemu secara tidak sengaja dengan Boim Lebon, Andi sekarang kembali mau mendengar kritik dan saran dari orang lain, terlebih dari Anto, sahabatnya yang sedari awal membantu dan mendampingi Andi dalam meniti cita-citanya sebagai seorang penulis cerita anak.

"Nto, aku minta maaf, ya. Sekarang aku mau mendengar lagi saran dan kritikmu," kata Andi setelah masuk ke rumah Anto.

Anto hanya tersenyum mendengar kata-kata sahabatnya itu.

"Ya, aku sudah maafin kamu sebelum kamu minta maaf. Lagian, nggak ada yang perlu dimaafkan. Perasaan kamu bahwa tidak perlu meminta saran orang lain lagi terkadang memang diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri kita," kata Anto panjang lebar sambil menambahkan, "Aku sendiri terkadang juga langsung mengirim naskah tanpa bertanya pada siapapun. Kuanggap semua proses dari pembuatan sampai editing yang kulakukan telah maksimal. Dan hasilnya, ada yang langsung dimuat dan ada pula yang dikembalikan tentunya dengan catatan-catatan tambahan."

"Iya juga sih. Aku merasa bahwa selama ini aku sudah banyak tahu tentang buku cerita anak, ternyata masih banyak yang aku belum ketahui," keluh Andi.

"Aku merasa sudah mengetahui perbedaan dan genre yang ada dalam buku cerita anak, tapi sebenarnya, aku juga masih bingung, masuk ke kategori apakah cerita yang sedang aku kerjakan itu," makin panjang keluhan Andi.

Seperti biasa, Anto hanya tersenyum dan sembari meletakkan singkong rebus dan kopi panas, Anto berkata, "Kalau kamu masih mau mendengar penjelasanku, aku ada beberapa informasi yang ingin kubagi denganmu".

"Tak perlu menyindirku begitu, Nto. Kalau ada informasi, langsung saja kasih tahu aku. Aku sudah malu untuk bertanya," kata Andi.

"Oke. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memasukkan ke dalam kategori atau ke dalam genre apa cerita yang kau buat. Yang aku tahu, genre dalam buku cerita anak itu terbagi beberapa genre.

Yang pertama, adalah Genre Baby Books.

Genre ini diperuntukkan bagi bayi dan batita atau bawah tiga tahun. Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana atau bahasa inggrisnya lullabies and nirsey rhymes, bisa juga permainan dengan jari, atau sekedar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali. Kalau yang model cerita tanpa kata-kata berarti sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi.

Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata. Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lain-lain."

Anto menghentikan penjelasannya dulu untuk menyeruput kopi panasnya dan mengambil sepotong singkong rebus sembari tak lupa mempersilahkan Andi untuk mengambilnya.

"Terima kasih," kata Andi sambil melanjutkan, "Berapa jumlah halaman yang diperlukan bagi buku bergenre Baby Books? Apakah sama dengan novel cerita anak yang kubuat kemarin?"

"Tentu saja tidak," jawab Anto. "Jumlah halaman bagi Baby Books sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books, maksudnya buku yang kertasnya sangat tebal, seperti karton itu, lho. Kemudian ada yang berbentuk pop-ups...," belum selesai Anto menjelaskan, Andi sudah menyela. "Pop Corn? Emang ada genre buku yang menghasilkan makanan Pop Corn, kayak mau nonton bioskop aja, dikasih Pop Corn?"

"Bukan Pop Corn, tapi Pop-Ups. Makanya dengerin yang bener, jangan makan mulu. Kebanyakan makan, kupingmu jadi kesumpet tuh," semprot Anto yang kesal karena singkong rebusnya tinggal dua potong lagi. Padahal, Anto tadi menyiapkan sebanyak 12 potong, jadi, sudah 9 potong yang dimakan Andi dalam keadaan panas ngebul-bul.

Setelah Andi minta maaf dan dua potong singkong rebus itu dipindah Anto ke sebelah tempat duduknya, Anto kembali melanjutkan penjelasannya. "Maksudnya Pop-Ups itu adalah buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi.

Selain itu, ada juga Lift-the Flaps atau buku-buku khusus seperti buku yang dapat bersuara, buku yang memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu".

"Terus yang lainnya, apa?" tanya Andi.

"Ntar dulu deh. Aku makan sisa singkong rebus ini dulu. Ntar baru aku tambahin penjelasannya," Jawab Anto yang segera memasukkan kedua potong sisa singkong rebus yang masih panas itu ke dalam mulutnya. (Wah, ternyata Andi dan Anto sama-sama doyan singkong rebus yang masih panas ngebul-ngebul. Nggak mlonyot apa tuh bibir mereka, ya)

Bersambung....

Tidak ada komentar: